Aku gak tau harus mulai darimana, yg pasti semua ini adalah
isi hati yg gak sanggup lagi aku pendam. Andai dari awal aku tau semuanya
bakalan kayak gini, mungkin waktu itu aku bakalan milih untuk gak menggubris
semua kata2mu. Membiarkan dan menganggapnya angin lalu. Tapi takdir berkata
lain, kita disatukan walau hanya sesaat. Awalnya aku hanya menganggapmu satu
dari mereka yg mencoba mendekati dan menggantikan seseorang yg dulu pernah dan
sempat bertahan dihatiku. Satu dari mereka yg gak pernah aku anggap penting. Awalnya
semua biasa saja dan gak ada yg istimewa darimu, tapi kau selalu meyakini bahwa
kau berbeda. Aku mulai menaruh hati walaupun hanya sedikit, karna aku tau kau
masih dgn kekasihmu. Tapi tiba2 kau blg kau ingin putuskan dia demi aku, hah
ini terlalu mustahil bagiku. Apa ini hanya bercandaan? Atau hanya bualan saja?
Aku gak ngerti. Aku minta kau untuk bertahan, walaupun.. yah ada sedikit rasa
yg menginginkan kau untuk melanjutkannya. Tapi kau mengelak, kau blg dia gak
seperti aku dan dia gak bisa mengerti seperti aku. Ini bohongkan? Kita baru
dekat, tapi kenapa kau blg aku lebih mengerti daripada dia? Aku meyakini diri
(lagi) bahwa saat itu kau sedang bosan, dan kata2 yg keluar dari mulutmu
hanyalah emosi sesaat. Dan kau kembali, kembali lagi padanya. Tapi kenapa aku
seperti orang munafik? Jujur aku gak mau kau kembali, aku hanya mengujimu. Kau
gak peka, gak ngerti apa yg aku maksud. Aku melanjutkan hari2ku seperti biasa, tanpamu.
Tapi kau datang lagi membawa harapan. Yah tentu saja skrg kau sudah sendiri.
Tapi apakah ini cuma harapan palsu? Atau hanya harapan sesaat seperti kemarin?
Haha semua itu hanya kau yg tau. Aku berhati2 agar aku gak lagi menaruh hati
dgnmu, tapi aku gagal. Semua kata2mu membuat aku ah aku gak tau apa yg aku
rasakan yg pasti aku jatuh cinta padamu. Kau berhasil menyingkirkan dia dari
hatiku, walaupun dgn cara perlahan. Kita semakin dekat tapi tanpa status dan
kejelasan. Jujur aku butuh kejelasan, kejelasan tentang hubungan kita. Aku gak
mau berlama2 seperti ini, sampai nanti rasaku terlalu besar untukmu. Aku mau
blg kalo aku lelah. Lelah dgn semua ini, semua kepalsuan yg kau ubah menjadi
nyata. Apakah kau benar2 menyayangiku? Apakah semua ini tulus dari hatimu? Atau
mungkin aku hanya sebagai persinggahan diwaktu kau bosan dgn kesendirianmu?
Sayang, kau belum mengerti bagaimana rasanya menyayangi seseorang dgn tulus.
Kau masih terlalu kekanak-kanakan mengganggap cinta hanya mainan. Tapi kau
selalu meyakinkan diri kalau kau udah dewasa untuk ini. Jujur, aku selalu ragu
denganmu. Aku selalu ragu dengan kata2 yg keluar dari mulutmu. Aku hanya takut,
cintamu palsu. Hanya itu.
Malam itu kau buktikan padaku, kalo semua ini nyata. Rasa
sayangmu padaku itu semua nyata. Kita memulainya, memulai semuanya. Hah kau
tau? Rasanya aku seperti melayang ntah kemana. Buatku, itu malam yg ntahlah aku
gak bisa mengungkapkan nya dgn kata2.
Kalopun bisa, mungkin nanti kata2 itu terlalu berlebihan. Malam itu..
Cuma kau dan aku yg tau. Sayang, kau benar2 berhasil menguasai hatiku! Sekarang
cuma kau yg ada, tanpa dia. Tapi malam itu, saat kita memulainya saat itulah
pertengkaran pertama kita dimulai. Kau menampakkan sifat egoismu, sifat
kekanak-kanakanmu muncul lagi. Ini baru awal, tapi kenapa seperti ini? Aah aku
benci keadaan ini. Aku mencoba memperbaikinya, karna aku mau ini semua baik2
aja. Kita menyelesaikannya lewat telpon, kau blg aku belum benar2 menyayangimu.
Seandainya kau tau, aku sangat2 menyayangimu. Aku meyakinkanmu kalo semuanya
salah, ini salah. Akhirnya kau percaya, dan semuanya kembali baik2 saja. Sampai
akhirnya, sebelum tidur kau mengucapkan kata2 yg aku sendiri gak nyangka kenapa
itu bisa keluar dari mulutmu. Kau blg kalo kau sangat menyayangiku, kau
meletakkan harapan besar padaku dan kau blg kau gak mau kehilangan aku. Aku tau
ini kata2 yg biasa diucapkan semua cowok, dan kau tau aku udah sering mendengar
semua kata2 ini. Tapi ada yg membuatku yakin, kau mengucapkannya saat kau
menyuruhku untuk tidur tanpa memutuskan telponnya. Kau mengucapkannya dgn
tulus, dgn suara yg lirih. Andai kau tau, saat itu aku mendengarnya, jelas2
mendengar semuanya. Aku berbohong, aku belum tertidur. Aku masih mendengarmu
mengucapkan semuanya, semua kata2 yg sampai sekarang aku gak tau apakah itu
benar2 nyata. Antara tangis dan tawa.
Hariku2 terasa berbeda, aku bahagia. Tuhan, ini kah namanya
cinta? Kalau benar, tolong jgn ubah semua kenyataan ini menjadi sakit. Aku
terlalu takut dgn semua keadaan seperti ini, keadaan yg pernah aku lalui, dulu.
Ah sudahlah, itu hanya kisah lalu yg gak perlu aku ingat.
Siang itu. Apa kau masih mengingatnya? Ya ditempat itu, kita
habiskan waktu seharian. Bercanda tawa, membuat kenangan. Sampai sekarang hanya
kenangan disana yg selalu jelas aku ingat. Semuanya terasa sempurna, sekarang
kau adalah milikku. Dan aku sangat bahagia. Semua berjalan lancar. Dan tetap
baik2 saja.
Dan akhirnya malam itu terulang lagi, sifat
kekanak-kanakanmu mulai lagi. Sayang, kau tau aku lelah dengan sifatmu. Semua
sifat egoismu. Tapi aku tetap bertahan, karna aku sayang padamu. Kita
bertengkar, dan kau blg kau capek denganku. Apa aku gak salah dengar? Kau
capek? Hah itu semua seharusnya aku yg mengucapkannya! Kau seperti memutar
balikkan fakta. Aku selalu mempertahankanmu, saat aku lelah saat aku udah gak
sanggup lagi. Aku tetap bertahan, tapi kenapa kau malah ingin mengakhirinya?
Kau bilang kau lelah. Itu cuma alasan! Apakah ada yg lain? Apakah rasa sayangmu
udah pudar? Sekarang semuanya udah berakhir. Gak ada lagi ‘kita’. Gak ada lagi
kamu. Saat itu airmataku udah gak bisa lagi tertahan, semuanya terulang lagi.
Rasa sakit ini, terulang oleh org yg berbeda. Tuhan, kenapa seperti ini?
Menyayangi dengan tulus dan akhirnya aku tersakiti (lagi). Kenapa semuanya
hanya sesaat? Baru saja aku merasakan bahagia. Aku terlalu lemah untuk ini, apakah
aku harus melupakan (lagi)? Mustahil, itu gak mudah. Apalagi saat ini aku
benar2 sayang. Tapi itu harus aku lakukan.
Malam itu kau menelponku, tapi sayang telponmu gak bisa aku
angkat karna hpku tertinggal. Saat melihat satu panggilan tak terjawab darimu,
aku sangat bingung. Banyak pertanyaan didalam hatiku. Kenapa? Apa semuanya
bakalan kembali lagi? Ah kenapa kesempatan gak berpihak padaku. Aku cepat2
melihat kontak bbm mu, dan yg aku dapatkan status mu sudah berganti dgn nama
seseorang. Aaaah ini sangat sakit! Airmataku lagi2 gak bisa tertahan, deras.
Tiba2 hujan turun, seperti tau apa isi hati ini. Hujan mewakilinya. Tuhan,
belum sembuh rasa sakit kemarin kenapa muncul lagi rasa sakit yg baru? Aku
belum siap. Belum siap melihatnya dengan yg lain. Tolong akhiri semua ini,
secepatnya.
Hari2ku kini seperti… ah aku gak tau lagi harus ngomong apa.
Suram, semuanya terasa kelam. Aku seperti org bodoh yg diperbudak cinta. Aku
ingin mengakhiri semua ini, sungguh.
Aku gak tau harus blg apa, kau tiba2 seperti kau yg gak aku
kenal. Kau yg udah diubah oleh pacar barumu. Kau jahat! Kau blg kau benci aku,
kau blg kata2 yg gak pernah ingin aku dengar. Kau sadar, kau membuat aku
perlahan2 membencimu. Perlahan2 menghilangkanmu dari hatiku.
Hari demi hari aku mulai mencoba semua tanpamu, gak lagi
mengingatmu. Gak lagi tentang kamu, aku mencoba dengan org2 yg baru. Aku menikmati
hidupku lagi. Aku mulai menghapusmu dari ingatanku. Menghapus semua tentangmu.
Delete kontakmu, unfollow twittermu, hapus nomermu, hapus foto2mu, membuang
semua tentangmu. Aku mencoba ‘move on’. Dan kau tau? Aku berhasil! Sekarang aku
gak kenal lagi denganmu, kita seperti awal. Hah aku bahagia sekarang.
Semua berjalan baik, sampai tiba2 kau invite aku (lagi). Aku
bingung, harus apa. Aku harus gimana? Aku takut jatuh hati lagi padamu. Tapi
aku coba, aku anggap semuanya biasa saja. Seperti awal kita kenal.
Yah seiring berjalan nya waktu, semuanya masih baik2 saja.
Kau gak mengganggu, tetap seperti biasanya. Kontakmu hanya terpajang tanpa ada
sedikitpun chat selain broadcast2 yg datang darimu. Dan lagi, tiba2 sebuah PING!!!
muncul dari kontakmu. Kau tanya kenapa aku unfollow twittermu, aku blg kalau
kau yg membuatku seperti ini. Dan… kau menjelaskan semuanya. Benar2 jelas, kau
bilang 'kau masih menyayangiku'. Benarkah? Tolong bilang ini hanya bercanda,
kau gak benar2 mengatakannya. Kau blg ini benar, kau selalu kepoin aku. Stalker
twitterku setiap hari, salahsatunya. Hahaha aku gak mudah percaya, tapi kau
benar2 meyakinkannya. Dan kau menjelaskan bahwa malam itu sebelum kau memulai
dgn pacar barumu, kau menelponku. Kau mau ngajak balikan. Hah benarkah itu?
Tolong blg sekali lagi ini bercanda. Kau blg kau hanya terpaksa dgnnya, kau gak
pernah benar2 menyayanginya seperti kau menyayangiku. Itu bohongkan? Gak
benarkan? Kata2mu palsukan? Aaah aku benci lagi2 keadaan seperti ini, membuat
aku sulit untuk percaya pada kenyataan. Tuhan, rasa ini kembali lagi. Rasa
sayang ini. Aku benci ini. Aku takut, rasa sakit itu terulang lagi. Tiba2 kita
dekat lagi, seperti awal. Tanpa status dan kejelasan. Dan sekarang kau mulai
berubah, begitu perhatian. Apakah semua ini hanya drama? Apa maksud dari semua
ini? Tapi sekarang semua gak lagi kayak dulu. Karna kita udah berpisah,
berpisah jarak. Jauh. Semuanya berlalu begitu saja, yah semuanya hanya sesaat.
Hatimu gak pernah bisa berhasil aku tebak. Sulit.
Kembali seperti dulu, tanpamu (lagi). Mereka2 mulai datang
dalam kehidupanku, membuat hari2ku berbeda (lagi). Gak ada lagi kamu. Kita
seperti biasa. Gak ada yg spesial lagi.
Dan beberapa waktu lalu, tiba2 kau datang lagi! Sebenarnya
apa maumu? Datang dan pergi sesuka hatimu. Kau anggap aku apa? Kau tarik ulur
hatiku sesukamu. Apakah kau gak pernah sebentar saja memikirkan perasaanku? Ini
bukan mainan sayang, ini hati. Tolong jangan main2 lagi. Kau gak tau gimana aku
berusaha keras menghilangkan perasaan ini, dan dengan mudah kau kembalikan
lagi. Sekarang semuanya berbeda, bukan hanya hati tapi jarak kita berbeda.
Apakah aku harus mengikuti semua ini? Mengikuti alur cerita yg aku gak pernah
tau gimana akhirnya. Aku gak bisa munafik lagi, aku masih sayang padamu.
Kesempatan ini datang, haruskah aku sia2kan? Yah aku tau kesempatan gak datang
dua kali. Dan akhirnya kita kembali, walaupun gak kayak dulu. Kita yg terpisah
jarak, tapi sekarang menyatu lagi. Jujur, antara bahagia dan takut. Bahagia
bisa kembali, takut tersakiti lagi. Tapi aku tetap tenang, aku ikuti alur
cerita ini. Awalnya kau memang berubah, menjadi
kau yg dulu diawal. Perhatian,manis,dan gak seperti biasanya. Tapi
perlahan2 sifat aslimu terlihat, keegoisanmu muncul lagi. Sayang, apa kau gak
jera dgn semuanya? Ubah sifatmu! Tolong pikirkan perasaan org lain. Aku tetap
bertahan sayang. Bertahan, walaupun perlahan rasa sakit menyayangimu aku
rasakan. Kau mulai sibuk dengan duniamu, kau seakan lupa diri. Aku merasa kita
semakin jauh, seperti bukan ‘kita’ lagi. Kau begitu cuek, gak seperti kau yg
aku kenal. Aku masih tetap bersabar dan tetap mengerti.
Saat itu aku sangat merindukanmu, sangat sangat rindu. Aku
ingin sekali bertemu, tapi aku tau semuanya cuma mimpi. Jarak kita terlalu
jauh. Tuhan, kenapa aku gak pernah merasakan bahagia yg benar2 bahagia tanpa
harus ada luka? Aku selalu bersabar, aku berusaha gak memaksakan kehendakku.
Tiba2 kabar baik datang, kau blg kau akan kesini. Sekali lagi,
candaan kah ini? Kau bohong lagi kan? Tapi ini kenyataan! Lusa, kau akan kesini
dan kita akan bertemu. Hah akhirnya rasa rinduku terobati. Aku menanti hari
itu, sangat menantinya. Aku harap waktu cepat berlalu. Walaupun sekarang kita
sama2 seperti gak acuh, tapi kita masih bersama. Masih ada kesempatan untuk
memperbaikinya, sayang.
Hari itu datang, yah aku semakin ingin waktu cepat berlalu!
Cepat2 bertemu denganmu. Tapi, kita masih tetap jauh. Masih tetap dingin, dan
kau masih tetap berubah. Sayang, sampai kapan kita harus kayak gini? Dimatamu
aku selalu salah, aku gak pernah benar. Sampai kapan aku harus bersabar
menghadapi semua sifat mu? Dan sekarang sifat cuekmu, yg ntah kenapa mulai
timbul. Apa salahku? Ini sungguh menyiksa! Kau gak pernah tau gimana sakitnya
menunggu kabar darimu, menerka2 apa yg ada dihatimu, rasa takut untuk
menghubungi duluan. Aku cuma bisa
bersabar, karna aku tau semua yg aku lakuin gak bakalan sia2.
Setelah kau sampai disini, sedikitpun mungkin gak ada niat
buat menghubungiku. Buktinya, sudah dari pagi kau sampai tapi hingga sore ini
gak ada satupun chat masuk darimu. Akhirnya aku mengalah, aku menghubungimu
duluan. Ya, dan kau tetap sama. Tetap cuek, tetap berubah. Sebenarnya ada apa
denganmu? Apa kau bosan denganku? Atau kau udah mulai hilang rasa? Katakan
sayang, jangan seperti ini. Kau seperti menggantung hubungan ini. Aku hampir
saja mulai menyerah, tapi mereka menyuruhku untuk tetap bertahan. Aku menyerah
bukan karna aku gak sayang lagi, tapi karna aku udah capek bertahan seperti
ini. Bertahan tanpa sedikit saja perjuangan darimu, aku lelah berjuang sendiri.
Kau gak pernah bisa ngerti aku, kau gak pernah tau sakitnya aku menyayangimu,
kau gak pernah tau betapa sabarnya aku menghadapi sifatmu, kau gak pernah tau
semuanya! Dan mau sampai kapan seperti ini? Sampai rasaku hilang? Hah aku cuma
bisa menunggu akhir dari semua ini. Siapa kau sebenarnya? Kau kekasihku tapi
orang lain bagiku. Kau terlalu sibuk dengan duniamu, tanpa pernah memikirkan
perasaanku.
Akhirnya semua ini berakhir, kau mengakhirinya. Alasanmu itu
gak masuk akal, aku tau alasan yg sesungguhnya, kau terlalu sibuk dengan
duniamu. Dan aku harus bagaimana? Bahagiakah aku? Karna saat ini aku gak harus
menunggu2 kabar darimu, menerka2 isi hatimu, bersabar dengan semua sifatmu.
Sedihkah aku? Hah tentu, aku kehilanganmu untuk ‘kedua kalinya’ sayang. Ini
seperti mimpi buruk. Aku ingin menangis, tapi kenapa airmata ini gak mau
keluar? Apa ia sudah lelah? Ntahlah, aku gak tau harus gimana lagi. Yg pasti
saat ini aku sangat2 sakit. Keputusanmu itu terlalu ah sudahlah semuanya sudah
berakhir.
Apa aku harus melupakanmu (lagi)? Melupakan untuk
keduakalinya itu gak mudah, sayang. Dulu saat aku melupakanmu, butuh perjuangan
dan aku harus melawan rasa sakitku. Sekarang haruskah aku mengulangnya lagi?
Aku terlalu lelah untuk itu. Kau datang dan pergi sesukamu. Apa lagi salahku? Katakan,
kesabaran apalagi yg kau butuhkan? Apa aku pernah mengeluh tentang semua ini?
Nggak, aku tetap sabar sabar sabar dan sabar. Katakan, perhatian yg bagaimana
lagi yg kau butuhkan? Apa aku pernah mengacuhkanmu? Haha sebaliknya, kau yg
selalu begitu. Katakan, ketulusan apalagi yg belum kau rasakan? Apa ini semua
seperti drama? Nggak, ini semua nyata. Kasih sayangku padamu nyata. Bukan
sepertimu, yg gak pernah bisa ditebak apa semua kasih sayangmu itu nyata.
Katakan, kejujuran apa lagi yg belum kau ketahui? Apa aku pernah berbohong?
Nggak, aku gak pernah punya niat membohongimu. Aku gak sama sepertimu, yg gak
pernah mau jujur dan gak pernah mau bicara tentang apa yg kau rasakan. Katakan,
kasih sayang apa lagi yg kau butuhkan? Apa aku pernah mendua? Nggak, aku tetap
setia walaupun banyak mereka yg datang memberi perhatian yg lebih darimu. Masih
kurangkah semua itu? Belum cukupkah itu? Dan apakah semua itu bisa kau dapatkan
dengan yg lain? Silahkan cari siapa saja yg bisa seperti aku. Cuma aku.
Tuhan, kenapa ini terjadi lagi? Untuk kedua kalinya aku
merasakan sakit oleh orang yg sama. Menyayanginya dengan tulus dan inikah
balasannya? Apa salahku? Apakah ini karma bagiku karna selalu mengabaikan
mereka yg tulus padaku. Karma ini terlalu sakit. Bagaimana mungkin aku
memaksakan diri untuk menyayangi orang yang gak pernah aku sayangi, semua orang
juga pasti ingin bersama dengan orang yg ia sayangi. Aku gak pernah niat untuk
mengabaikan mereka yg menyayangiku, tapi aku gak bisa memaksakan hatiku. Hati
ini berkata lain, ia ingin selalu bersama dengan orang yg ia sayangi walaupun
harus merasakan sakit. Tuhan tolong, bukakan pintu hatinya. Sadarkan dia kalau
disini ada aku yg tulus menyayanginya.
Sekarang aku cuma bisa nunggu, keajaiban datang untuk
kesekian kalinya. Keajaiban agar kita bisa bersama lagi. Ntah sampai kapan aku
menunggu, hanya waktu yg bisa menjawab semuanya. Karna aku yakin semua bakalan
indah pada waktunya. Sampai saat ini, aku belum bisa membuka hati untuk yg
lain. Ntah kenapa bisa begini, hanya kau yg tau jawabannya. Aku selalu gak bisa
menebak semua yg ada dalam hatimu. Sedikitpun. Apakah kau masih menyayangiku?
Atau sudah benar2 melupakanku? Hanya kau dan tuhan yg tau. Dan mungkin, suatu
saat kau akan menyesali semua ini saat aku sudah benar2 hilang dari
kehidupanmu. Saat aku sudah benar2 melupakanmu. Tapi, kembalilah jika kau ingin
kembali sebelum semuanya terlambat. Atau mungkin saja saat aku benar2 jenuh
dalam semua keadaan ini tuhan berkehendak lain. Tuhan menggantikanmu dengan
orang yg jauh lebih baik darimu. Yah semoga saja, karna aku gak mau berlama2
seperti ini. Berlama2 menyayangimu dengan rasa sakit. Aku ingin bebas. Aku
ingin ini cepat berlalu. Aku ingin semua ini berakhir, secepatnya.